DOSEN NIKAHI TUNAWISMA
Kalau ada yang bilang cinta itu buta mungkin itu benar. Dalam
satu sisi ada orang-orang yang memilih pasangan mereka berdasarkan bebet,
bibit, dan bobot. Memang realistis kalau setiap orang ingin hidup sejahtera dan
berkecukupan lahir batin. Namun di satu sisi ada juga orang-orang yang tidak
memperdulikan akan hal-hal seperti itu. Ada orang yang tidak memperdulikan
siapa dan bagaimana keadaan jodoh mereka, yang terpenting adalah mereka bisa
merasa nyaman dan merasa terlindungi berada di dekat pasangannya. Itu sudah
lebih dari cukup untuk mereka. Karena kemewahan dan status sosial yang tinggi
tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang. Contohnya saja ada seorang dosen
yang menikahi seorang tunawisma. Pasti kalian kaget, huuuuuuuuzzzzzzzzzzz
jangan kaget, apa sih yang tidak bisa terjadi di dunia ini, dengan kehendak
Tuhan semua hal bisa terjadi. Ok mari kita lanjut pada pembahasan tentang dosen
yang menikahi seorang tunawisma. Rasa bosan dan merasa ada sesuatu hal yang
hilang yang dialami oleh sebut saja “X”, membuatnya memutuskan untuk melakukan
perubahan hidup, yakni berlibur ke sebut saja kota “R”. Di sanalah keajaiban
datang. “X” bertemu dengan sebut saja “Y”, yang tidak lain adalah mantan
kekasihnya yang sudah lama tidak bertemu. Namun, saat pertemuan pertamanya
nasib kedua insan tersebut jauh berbeda. Wanita 37 tahun itu adalah wanita
yang memiliki kehidupan mapan dan karier yang baik. “X” memiliki rumah dan
mobil pribadi. Dia adalah seorang dosen, yang kemudian ditinggalkannya sebelum
memutuskan pergi ke kota “R”. Sementara “Y” hanyalah seorang gelandangan yang
kesehariannya berusaha mengais rezeki dengan mengamen. “Y” mengaku kepada
“X”, kehidupannya begitu nelangsa lantaran dia terobsesi menjadi penyanyi
terkenal. “Y” tidak berminat untuk mencari pekerjaan selain menjadi pencipta
lagu dan penyanyi. Setelah hari kedua, mereka bertemu di sebuah tempat.
Kedunya terlibat dalam sebuah percakapan yang sangat akrab dan hangat.
Setelah
hari kelima mereka sadar, bahwa di antara mereka menemukan kecocokan dan bisa
mengisi kekosongan relung hati. “Y” pun langsung mengajak “X” untuk menikah. Mungkin
bisa dibilang “Y” itu tidak tau diri, tidak bisa melihat dia itu siapa dan “X”
itu siapa. Tapia apa kalian tahu apa jawaban “X”??? Tanpa basa-basi, “X” pun
menjawab “Ya saya mau menikah denganmu”. Sungguh hal yang sangat luar biasa. Tepat
pada hari kesembilan, mereka menikah, dengan cincin pernikahan berupa tato
permanen dan menghabiskan hari-hari indahnya di motel, tempat biasa mereka
bercengkrama. Sepulangnya ke “S” kota dimana “X” tinggal sebelumnya, baik
keluarga maupun sahabat “X” kaget bahwa dia telah menikah. Mereka tidak
menyangka kalau “X” menemukan belahan jiwanya seorang tunawisma. Tapi itulah
kekuatan cinta. Sekarang mereka hidup bahagia bersama di kota “S”. Keduanya
memutuskan untuk mewujudkan impian “Y” dengan membuka label rekaman
bersama-sama. Kini “X” menjadi manajer pribadi sang suami.
"Dengan cara kita bertemu, tidak ada kata seperti 'tidak mungkin' bagi
kami," ujar “X” yakin. "Itu pertemuan dan kesempatan yang dapat
mengubah hidup saya melebihi impian terliar saya. Orang akan selalu meminta
Anda untuk melakukan hal yang masuk akal, tapi mendengarkan kata hati mungkin
hal yang patut dicoba. Saya melakukan hal itu, dan lihat apa yang terjadi
padaku," pungkasnya, seraya memberikan nasehat.
Dari cerita tersebut kita dapat mengambil khikmah bahwa yang
dapat membuat hidup kita bahagia adalah pilihan kita sendiri berdasarkan hati
nurani bukan berdasarkan materi atau hal lainnya.
Sekilas tentang cerita seorang berkebangsaan Inggris yang saya
baca artikelnya di http://www.osserem.me
Tidak ada komentar:
Posting Komentar