TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI, JANGAN LUPA FOLLOW MY BLOG UNTUK SELALU MENDAPATKAN UPDATE TERBARU

Selasa, 18 Juni 2013

DEMOGRAFI

DEMOGRAFI


A.      DEFINISI DEMOGRAFI
Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya). Multilingual Demographic Dictionary ( IUSSP, 1982 )
Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi), dan mobilitas sosial (perubahan status). M. Haesur dan Duddley Duncan, 1959
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan oleh proses demografi itu sendiri, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Demografi mempelajari aspek kependudukan yang statis dan dinamis. Demografi tidak hanya mempelajari penduduk sebagai individu, tetapi juga penduduk sebagai suatu kumpulan (aggregates atau collection). Jadi penduduk dalam kajian demografi adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah. Demografi bersifat analitis matematis, yang berarti analisis demografi didasarkan atas analisis kuantitatif, dan karena sifatnya yang demikian demografi juga disebut statistik penduduk. Demogra murni juga disebut demografi formal yang hanya mendeskripsikan atau menganalisis veriabel-variabel demografi. Analisis demografi suatu wilayah sangat tergantung pada metode analisis ilmu yang mengampunya. Demografi mempunyai metode tersendiri terutama dalam mengukur maupun membuat estimasi variable demografi baik untuk masa lampau, sekarang, dan masa mendatang.

B.       STUDI KEPENDUDUKAN
Studi kependudukan (population studies) lebih luas dari kajian demografi murni, kerena dalam memahami struktur dan proses kependudukan di suatu daerah, faktor-faktor non demografis ikut dilibatkan juga. Untuk memperjelas perbedaan antara demografi formal dengan studi kependudukan lewat perbedaan antara variable pengaruh dengan variable terpengaruh. Jika antara variable pengaruh dan variable terpengaruh keduanya terdiri dari variable demografi maka tipe studi tersebut adalah demografi murni, tetapi jika salah satu variablenya adalah non demografi, maka kajian tersebut adalah studi kependudukan.


Contoh Analisis Demografi Murni dan Studi Kependudukan Berdasarkan Jenis Variable Pengaruh dan Variable Terpengaruh
Tipe Studi
Variable Pengaruh ( IV )
Variable Terpengaruh ( DV )
Demografi murni / formal
Variable demografi
-          Komposisi umur
-          Tingkat kelahiran
Variable demoografi
-          Tingkat kelahiran
-          Komposisi umur
Studi kependudukan (contoh tipe 1)
Variable non demografi
-          Faktor sosiologi, misalnya kelas sosial
-          Faktor ekonomi, misalnya kesempatan ekonomi
Variable demografi
-          Migrasi keluar
Studi kependudukan (contoh tipe 2)
Variable demografi
-          Tingkat kelahiran
-          Migrasi masuk
-          Tingkat kematian
Variable non demografi
-          Kebutuhan pangan
-          Kemiskinan
-          Pertumbuhan ekonomi

C.       SUMBER DATA DEMOGRAFI
1.      SENSUS PENDUDUK
Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penilaian data penduduk yang menyangkut antara lain ciri-ciri demografi, sosial ekonomi, dan lingkunggan hidup.
Ciri-ciri sensus penduduk, antara lain :
a.       Bersifat individu (individual).
b.      Bersifat universal.
c.       Pencacahan diselenggarakan serentak di seluruh negara.
d.      Sensus penduduk dilaksanakan secara periodic.
Informasi kependudukan yang minimal harus ada dalam sensus penduduk, antara lain :
a.       Geografi dan migrasi penduduk.
b.      Rumah tangga.
c.       Karakteristik sosial dan demografi.
d.      Kelahiran dan kematian.
e.       Karakteristik pendidikan.
f.       Karakteristik ekonomi.
Sensus penduduk bertujuan untuk mencacah seluruh penduduk yang ada di suatu negara. Penduduk yang dicacah meliputi penduduk de jure (penduduk yang resmi berdomisili di daerah tersebut) dan penduduk de facto (penduduk yang bertempat tinggal di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu tetapi tidak termasuk penduduk resmi bagi wilayah yang bersangkutan), sedangkan anggota korps diplomatic dari negara asing tidak ikut dicacah dalam sensus penduduk.
Walaupun pengumpulan data dalam sensus pendudukdilaksanakan secara aktif oleh petugas, namun masih juga terjadi beberapa kesalahan, diantaranya :
a.       Kesalahan cakupan (error of coverage)
Yaitu kesalahan di mana tidak seluruh penduduk tercacah, dan bagi yang tercacah ada sebagian dari mereka tercacah dua kali.
b.      Kesalahan isi pelaporan (error of content)
Meliputi kesalahan pelaporan dari responden, misalnya kesalahan pelaporan tentang umur. Selain itu juga ada informasi-informasi lain yang tidak dilaporkan responden dengan jujur.
c.       Kesalahan ketepatan pelaporan (estimating error)
Kesalahan yang timbul karena kesalahan petugas sensus atau kesalahan responden sendiri. Misalnya jenis kelamin laki-laki tetapi terdapat informasi jumlah anak yang dilahirkan ada tiga orang, atau responden pperempuan berusia 15 tahun tetapi jumlah anak dilahirkan ada 5 orang.
2.    REGISTRASI PENDUDUK
Komponen penduduk yang dinamis seperti kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, yang dapat terjadi setiap saat tidak dapat terjaring dalam sensus penduduk. Untuk menjadring data tersebut maka diadakan cara pengumpulan data baru yang disebut “Registrasi Penduduk”.
Registrasi penduduk dilaksanakan oleh kantor pemerintahan dalam negeri dan kantor pencatatan registrasi penduduk terbuka pada setiap hari kerja. Ujung tombak pelaksanaannya adalah Kepala desa dengan perangkat desa lainnya. Berbeda dengan sensus penduduk, pelaksanaan registrasi penduduk adalah dengan system pasif.
Pelaporan dengan sisttem pasif ini menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya :
a.      Seorang bayi lahir setelah beberapa menit kemudian meninggal dunia. Seharusnya peristiwa ini dicatat sebagai peristiwa kelahiran dan kematian, namun oleh orang tuanya sama sekali tidak dilaporkan.
b.    Sering peristiwa kelahiran terlambat dilaporkan karena menunggu tali pusarnya terputus, tetapi sebelum kejadian itu bayi tersebut meninggal dunia. Peristiwa kelahiran dan kematian tersebut tidak di laporkan kepada kepala desa.
c.       Jarak kantor desa yang terlalu jauh sehingga peristiwa kelahiran tidak dilaporkan.
d.    Seorang perempuan hamil karena kecelakaan, saat bayinya lahir jangankan dilaporkan ke kepala desa tetanggapun tidak diberi tahu.
Catatan kematian lebih lengkap dibandingkan dengan catatan kelahiran , hal itu disebabkan oleh :
a.  Kematian hanya terjadi sekali seumur hidup dan peristiwa tersebut melibatkan orang lain. Sedangkan kelahiran dapat terjadi lebih dari satu kali  dan hanya melibatkan dua orang (suami dan istri).
b.  Peristiwa kematian adalah peristiwa duka dan orang lain pasti datang untuk melayat dan mempersiapkan upacara pemakaman.
Penduduk yang boleh mencatat peristiwa-peristiwa demgrafi di atas hanya penduduk de jure karena itulah jumlah penduduk yang didapat dari hasil sensus penduduk jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk dari hasil registrasi penduduk.
Hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk mempunyai keterbatasan, mereka hanya menyediakan data statistik kependudukan dan kurang memberikan informasi tentang sifat dan perilaku penduduk setempat. Untuk mengatasi keterbatasan ini, perlu dilakukan “survei penduduk” yang sifatnya lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam. Survei penduduk biasanya dilakukan dengan system sampel atau dalam bentuk studi kasus.

Literatur : Mantra, Ida Bagoes.2003.DEMOGRAFI UMUM.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar