TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI, JANGAN LUPA FOLLOW MY BLOG UNTUK SELALU MENDAPATKAN UPDATE TERBARU

Selasa, 18 Juni 2013

KEPENDUDUKAN

TEORI PENDUDUK


Tingginya laju pertumbuhan penduduk di berbagai dunia menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Hal tersebut menimbulkan kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ttersebut membuat para ahli mengelompokan penduduk menjadi beberapa aliran, diantaranya :

1.        Aliran Malthusian dan Neo-Malthusian

a.    Aliran Malthusian
Dipelopori oleh Thomas Robert Malthus seorang pendeta Inggris. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul “Essai on Principle of populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remark on the Specullations of Mr. Condorcet, and other Writers” menyatakan bahwa penduduk ( termasuk tumbuhan dan hewan ) apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini ( Weeks, 1992 ). Disamping itu Malthus juga berpendapat bahawa manusia hidup membutuhkan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kemiskinan dan kekurangan bahan makanan.

Menurut Malthus pembatasan tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1)      Moral Restraint ( pengekangan diri )
Yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu seksual.
2)      Vice
Yaitu pengurangan kelahiran, seperti pengguguran kandungan, penggunaan alat-alat kontrasepsi, homoseksuil, promiscuity, adultery.

Menurut Malthus moral restraint merupakan pembatasan yang paling penting, sedangkan penggunaan alat kontrasepsi belum dapat diterimanya.
Positive checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Positive check dibagi menjadi dua, yaitu :
1)      Vice ( kejahatan )
Yaitu segala jenis pencabutan nyawa sesame manusia.
2)      Misery ( kemelaratan )
Yaitu segala keadaan yang menyebabkan kematian.

Pendapat Malthus mendapat banyak tanggapan dari para ahli lain, berikut beberapa kritik terhadap teori Malthus :
1)    Malthus tidak memperhitungkan kemajuan-kemajuan transportasi yang menghubungkan daerang yang satu dengan yang lain sehingga pengiriman bahan makanan ke daerah-daerah yang kekurangan ppangan mudah dilaksanakan.
2)    Dia tidak memperhitungkan kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi, terutama dalam bidang pertanian.
3)   Malthus tidak memperhitungkan usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan-pasangan yang sudah menikah.
4)    Fertilitas akan menurun apabila terjadi perbaikan ekonomi dan standar hidup penduduk dinaikan.

b.    Aliran Neo-Malthusians
Neo-Malthus adalah aliran yang menyokong aliran Malhtus tetapi lebih radikal. Kelompok ini tidak sependapat dengan Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral restraits saja, menurut mereka perlu menggunakan cara-cara lain, misalnya penggunaan alat kontrasepsi dan pengguguran kandungan.
Aliran ini dipelopori oleh Garrett Hardin dan Paul Ehrlich. Paul Ehrlich dala bukunya “The Population Bomb” tahun 1971,  menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia ini, sbb :
1)      Dunia ini sudah terlalu banyak manusia.
2)      Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
3)      Karena terlalu banyak manusia di dunia ini lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar.


Tahun 1990 Ehrlich bersama istrinya merevisi buku baru berjudul “The Population Exploration” yang isinya bahwa penduduk sewaktu-waktu dapat meletus.
Tahun 1972 Meadow menerbitkan buku  berjudul “The Limit to Growth” yang memuat hubungan antara variable lingkungan, yaitu :
Ø Penduduk
Ø Produksi pertanian
Ø Produksi industry
Ø Sumber daya alam
Ø Polusi

Disitu dijelaskan bahwa pada waktu persediaan SDA masih berlimpah maka bahan makanan per kapita, hasil industry, dan penduduk bertambah dengan cepat. Pertumbuhan ini akhirnya menurun sejalan dengan menurunnya persediaan SDA.
Hanya ada 2 kemungkinan yang dapat dilakukan, yaitu :
1)      Membiarkan malapetaka itu terjadi.
2)      Manusia membatasi pertumbuhannya dan mengelola lingkungan alam dengan baik.
Para ahli biologi dan ahli lingkungan menyambut baik buku ini namun sebaliknya para ahli sosial memberikan beberapa kritik terhadap karya Meadow karena tidak memasukan unsur-unsur sosial budaya dalam pembuatan modelnya.

2.        Aliran Marxist
Dipelopori oleh Karl Mark dan Friedrich Engels. Mereka tidak sependapat dengan Malthus, menurut Mark tekanan penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena kesalahan masyarakat sendiri seperti yang terdapat dalam negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan buruh sehingga menimbulkan kemelaratan bagi buruh tersebut. Selain itu kaum kapitalis juga membeli mesin-mesin untuk menggantikan pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk melarat bukan karena kekurangan bahan makanan tetapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian pendapatan mereka.
Menurut Mark dalam system socialist alat produksi dikuasai oleh buruh , sehingga gaji buruh tidak akan terpotong. Oleh karena itu masalah kemelaratan akan terhapus. Selanjutnya ia berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produksi yang dihasilkan. Dengan demikian tidak perlu dilakukan pembatasan pertumbuhan penduduk.
Beberapa kritik terhadap teori Mark diantaranya Mark menyatakan bahwa hukum kependudukan di negara sosialis merupakan antithesa hukum kependudukan di negara kapitalis.

3.        Teori Kependudukan Mutahir

a.       Teori Fisiologis dan Teori Sosial Ekonomi
1)      John Stuart Mill
Seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi yang menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun dia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi taraf hidup merupakan determinan fertilitas.
Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindari atau kemiskinan disebabkan oleh system kapitalis. Menurutnya jika pada suatu waktu terjadi kekurangan makanan maka itu hany bersifat sementara saja. Mill menyarankan meningkatkan golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatkan pendidikan penduduk maka secara rasional mereka akan mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karier dan usaha yang ada.
2)      Arsene Dumont
Seorang ahli demografi Perancis yang melancarkan teori penduduk baru yang disebut “Teori Kapilaritas sosial” ( theory od sosial capillarity ). Kapilaritas sosial mengacu pada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Konsep ini dibuat berdasarkan analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler. Teori ini dapat berkembang baik pada negara demokrasi dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat.
3)      Emile Durkheim
Seorang ahli sosiologi Perancis yang menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanyapertumbuhan penduduk yang tingggi. Ia mengatakan, pada suatu wilayah yang angka kepadatan penduduknya tinggi akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan di antara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Oleh karena itu setiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan, serta mengambil spesialisasi tertentu.
Tesis Durkheim didasarkan atas teori evolusi dari Darwin dan juga pemikiran Ibnu Khaldun.
4)      Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Kedua ahli yang menganut teori fisiologis. Sedler mengemukakan bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah/negara. Jika kepadatan penduduk tinggi maka daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah maka daya reproduksi manusia akan meningkat. Namun Thomas meragukan kebenaran teori ini setelah melihat keadaan di Jawa, India, dan Cina di mana penduduknya sangat padat, tetapi pertumbuhan penduduknya tetap tinggi.

b.    Penganut Kelompok Teknologi yang Optimis
Pandangan yang suram dan pesimis dari Malthus dan penganutnya di tentang keras oleh kelompok teknologi. Mereka beranggapan bahwa manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah kembali barang-barnag yang sudah habis pakai, sampai akhirnya dunia ketiga mampu mengakhiri masa transisi demografi.
Kelompok Malthus dan kelompok teknologi mendapat kritik dari kelompok ekonomi, karena keduanya tidak memperhatikan masalah organisasi sosial di man distribusi pendapatan tidak merata. Orang-orang miskin kelaparan karena mereka tidak mertakan distribusi pendapatan di negara-negara tersebut.



Literatur : Mantra, Ida Bagoes.2003.DEMOGRAFI UMUM.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar